RSS

Rindu itu datang lagi..



Rindu itu datang lagi..tanpa diduga, tanpa diminta..ia hadir tanpa mengenal ketika. Tidak bisa diterjemahkan dengan kata-kata. Hadirnya ia meruntun jiwa, merobek-robek tangkai hati..lalu mencipta perasaan RINDU. RINDU YANG TERAMAT-AMAT SANGAT!!

Setiap orang diuji..ada yang diuji dengan kemewahan, kesenangan, kemiskinan, kesakitan, kesihatan, iman, pangkat, harta..tak kurang juga jiwa. Ya, jiwa..diuji dengan perasaan. Diuji dengan perasaan, ibarat berperang dengan diri sendiri!!

Tidak mudah jika diuji dengan perasaan. Hakikatnya, ia sedang melawan sesuatu yang tidak nampak. Musuhnya itu berada di dalam dirinya..

Ujian kita mungkin berkaitan dengan orang lain. Namun, tidak semestinya orang tersebut merasakan perkara tersebut adalah ujian buatnya. Dia mungkin bisa meneruskan kehidupannya seperti biasa..namun mungkin juga dia menerima ujian dalam bentuk yang lain..Allah Lebih Mengetahui.

Diujinya kita supaya kita lebih rapat dengan-Nya. Saat kita diuji, lazimnya kita hanya mengharap pada-Nya..merintih pada-Nya..mengadu segala-galanya pada-Nya..saat itu barulah kita merasakan kita lebih hampir dengan-Nya..teganya kita melupakannya..lalu diujinya kita supaya kembali pada-Nya..

Ujian membuatkan kita lebih matang, lebih kuat, lebih kreatif..sangat mudah untuk berkata-kata..tapi hakikatnya, hati tidak mudah untuk menerima ujian itu..Ujian akan sentiasa datang bergantung pada keimanan seseorang..Semakin kuat keimanan, maka akan semakin kuatlah ujian yang mendatang..

Lemahnya iman kita..tidak terbanding rasanya dengan kesengsaraan rakyat Palestin yang bertahun-tahun berjuang untuk mendapat haknya di tanah air sendiri. Ujian mereka membuatkan mereka lebih kental!! Apalagi, sangat jauh bezanya ujian kita dengan ujian yang diterima Rasulullah, para Rasul..para sahabat...

Ikutilah Kisah Cawan ini. Semoga yang membacanya dapat lebih beramal daripada yang menyampaikan..insya-Allah.


Kisah CAWAN



Kisah ini merupakan satu teladan kepada kita semua tentang kenapa selama ini kita sering ditimpa dugaan yang adakalanya sukar untuk kita tanggung dan terlalu menyakitkan.

Sepasang datuk dan nenek pergi belanja di sebuah kedai cenderamata untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada cawan yang cantik. "Lihat cawan itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau betul, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si datuk. Pada ketika mereka mendekati cawan itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara,

"Terima kasih untuk perhatian anda, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cawan yang dikagumi, aku hanyalah selonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang penjunan dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pening. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Tetapi orang itu berkata, 'Belum !' Lalu ia mulai menyodok dan meninju aku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam api. Panas! Panas ! Teriakku dengan kuat. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi.Tapi orang ini berkata, 'Belum !' Akhirnya ia mengangkat aku dari api itu dan membiarkan aku sampai sejuk. Aku fikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah sejuk aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata, ' Belum !' Lalu ia memberikan aku kepada seorang lelaki dan ia memasukkan aku sekali lagi ke api yang lebih panas dari sebelumnya ! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya.Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan sejuk. Setelah benar-benar sejuk seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku.Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, kerana di hadapanku berdiri sebuah cawan yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku." Datuk dan nenek itu terdiam membisu. Lalu diceritakan kisah itu kepada cucunya.

Moral of the story...

Seperti inilah kehidupan membentuk kita. Dalam perjalanan hidup akan banyak kita temui keadaan yang tidak menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi 'cantik'.

Jangan lupa bahawa cubaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Ertinya tidak ada alasan untuk tergoda dan jatuh dalam dosa apabila anda sedang menghadapi ujian hidup. Jangan kecil hati, kerana Allah sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk anda untuk kehidupan yang lebih baik dan bermakna di hari kemudian dan hari pembalasan(akhirat).

Lastly, hayatilah bait-bait lagu ini..moga ada sedikit kekuatan tika sedang menghadapi ujian hidup..insya-Allah.

RAHMAT UJIAN (MESTICA)

Dalam derita ada bahagia
Dalam gembira mungkin terselit duka
Tak siapa tahu
Tak siapa pinta ujian bertamu


Bibir mudah mengucap sabar
Tapi hatilah yang remuk menderita
Insan memandang
Mempunyai berbagai tafsiran

Segala takdir
Terimalah dengan hati yang terbuka
Walau terseksa ada hikmahnya

c/o
Harus ada rasa bersyukur
Di setiap kali ujian menjelma
Itu jelasnya membuktikan
Allah mengasihimu setiap masa
Diuji tahap keimanan
Sedangkan ramai terbiar dilalaikan
Hanya yang terpilih sahaja
Antara berjuta mendapat rahmatNya

Allah rindu mendengarkan
Rintihanmu berpanjangan
Bersyukurlah dan tabahlah menghadapi


c/o

Segala takdir
Terimalah dengan hati yang terbuka
Walau terseksa ada hikmahnya


repeat c/o 2x

Allah rindu mendengarkan
Rintihanmu berpanjangan
Bersyukurlah dan tabahlah menghadapi

Segala ujian diberi
Maka bersyukurlah selalu

“Hidup ini adalah ujian..hanya ketika diri telah melangkah antara dua destinasi: syurga & neraka, tika itulah ujian akan berhenti memburu kita...”

*Entry ini tidak dimaksudkan untuk mengingati yang bukan Muhrim..harap maklum.

0 comments:

Post a Comment